Rabu, 11 Februari 2015

(TST V) PSIKONEUROIMONOLOGI SHALAT TAHAJUD



                Pendekatan psikoneuroimunologi adalah kerangka berpikir yang didasrkan pada beberapa variable yang berorientasi pada komplementasi antara perilaku, system saraf pusat, system neurohormonal, dan ketahanan tubuh.

                Shalat tahajud yang dijalankan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan yang dilakukan secara kontinu dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi positif dan mengefektifkan coping. Coping adalah upaya kognitif maupun perubahan sikap untuk mengatasi dan mengendalikan kondisi yang dimiliki stressor (rangsang emosional).

Susunan saraf pusat mempunyai fungsi untuk mentransmisikan informasi neurologi menjadi respon biologis dan fisiologis melalui hormone, neuropeptida, neurotransmitter, HPA, dan system saraf otonom. Susunan tersebut terbukti merupakan alur yang sangat berperan dalam reaksi emosional, optimistis dan stress, dan berhubungan dengan respon imun. Respon biologis dipengaruhi oleh coping karena bila coping berhasil, stressor bukan lagi menjadi stressor yang menimbulkan reaksi stress, melainkan menjadi stimuli untuk berprestasi. Hal inilah yang menerangkan bagaimana proses coping dapat menyebabkan perubahan atau perbaikan pada ketahanan tubuh imunologik.

Stimulasi HPA
Berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh ilmuan membuktikan bahwa respon imunologik tubuh adalah proses klomplek tetapi terbukti bahwa respon ini tidak terjadi akibat adanya imunogen saja, tetapi dapat dibangkitkan pula oleh mediator biokimia, yaitu hormone neuropeptida, neurotransmitter, dan sitokin. Kenyataan ini beralasan karena system imun merupakan bagian dari fungsi integral tubuh yang harusnya berinteraksi dengan system tubuh lain dalam mempertahankan homoistatis dengan mediator biokimia untuk berkomunikasi.

Jadi dengan melaksanakan sholat tahajud secara iklas dan istiqomah maka dengan sendirinya ketahanan tubuh kita akan meningkat. Ini diketahui dengan naik turunnya sekresi kortisol yang dihasilkan tubuh untuk melihat perubahan respon ketahanan tubuh para pengamal shalat tahajud, sedangkan keberhasilan pembuktian teori ini disandarkan pada ikhlas dan tidaknya niat melakukan tahajud. Sehingga meningkatnya imun tubuh berfungsi untuk mencegah masuknya penyakit sedangkan bila system imun kita sudah terserang penyakit maka shalat tahajud ini dapat digunakan untuk terapi yang berfungsi meningkatkan ketahanan imunologik untuk membangkitkan kekuatan imun membunuh patogen yang telah menginfeksi tubuh.


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar