Rabu, 11 Februari 2015

Haruskah


Pemasukan seimbang

Ilmu? Haruskah aku memilikimu? Ya benar, dengankulah Tuhan menghargai perjuanganmu sebagai hamba. Lalu haruskah kita menerima semua ilmu tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Tidak, tentu saja kita harus memilah-milah semua ilmu yang kita dapatkan. Karena ketahuilah sebenarnya apa yang kita dapatkan di dunia ini untuk melakukan sesuatu semuanya bisa dikatakan ilmu. Jadi ilmu bukan hanya tentang apa yang kita dapatkan di sekolah ataupun di lembaga non formal lainnya. Karena itulah kita benar-benar harus selektif dalam memilihnya, lalu dengan apa kita harus memilah ilmu yang begitu banyaknya? Tentu saja juga dengan ilmu, ilmu agama tepatnya. Karena itulah, bila ditanyakan tentang ilmu apa yang harus kita kaji terlebih dahulu, dia adalah ilmu agama. Karena ilmu agama yang dapat mengantarkan kita kepada hal-hal yang mulia dan yang dapat membuat kita mengerti ilmu apa yang harus kita pelajari kedepannya untuk kemashlahatan.

Janji Allah bila kita mengkaji ilmu agama, Allahpun akan menjaga dan berada di dekat orang-orang yang mengkaji dan menjaga ilmunya itu. Maka janganlah enggan untuk mengkajinya lebih dalam dan yang paling utama adalah bagaimana untuk mengamalkanya, karena dengan itulah ilmu yang kita pelajari menjadi berkah dan anugrah untuk kita dari Allah.

Lalu, ingatlah bahwa bukan hanya ilmu positif yang ada di dunia ini tapi ilmu ke arah negatifpun sangat banyak. Ironisnya kebanyakan manusia cenderung mudah mendengarkan bagaimana ilmu negatif itu dikumandangkan. Karena itulah kita harus dapat membentengi diri supaya tidak tersentuh oleh ilmu-ilmu yang tidak benar itu. Sungguh dengan ilmu agamalah kita dapat melakukannya. Dimana kita dapat mendapatkan semua ilmu itu, tentunya banyak tempat untuk memperolehnya. Bahkan Al-Qur`an merupakan kitab suci yang didalamnya terdapat semua ilmu sebagai sirathal mustaqim, karena sesungguhnya Al-Qur`an merupakan ummul kitab atau ibu dari semua kitab yang dapat kita artikan ibu dari semua ilmu. Selain itu juga karena ayat demi ayat Al-Qur`an turun untuk menjawab peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Rasul yang Rasulullah sendiri tidak tahu jawaban dari peristiwa itu. Intinya ayat-ayatnya turun berangsur-angsur menjawab problematika pada masa Rasulullah.

Bagaimana tentang ayat Al-Qur’an yang susah dicerna maknanya oleh akal pikiran kita. Rasulullahlah yang menjelaskanya dengan sabda-sabda beliau yaitu Al-Hadis. Seperti apa yang disabdakan Rasulullah sebelum beliau wafat bahwa beliau telah meninggalkan dua pusaka kepada umatnya yang apabila umatnya  berpegang kepada keduanya maka tidak akan tersesat, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis.

Sungguh tidak ada manusia yang ingin tersesat di dunia ini. Apa yang mereka lakukan di dunia ini entah itu baik atau buruk pada dasarnya tidak ingin mereka arahkan kepada kesesatan tapi untuk kenyamanan dalam kehidupan mereka. Hanya saja mereka belum mampu memahami bahwa apa yang mereka lakukan tidak semua benar sesuai syari’at yang telah ditetapkan dan merekapun belum matang dalam memahami bahwa yang akan mereka dapat kelak pasti sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Jadi untuk menunjukkan arah mereka kepada jalan yang benar tentulah diperlukan ilmu, ilmu positif tentunya. Sedangakan untuk membentengi kita dari ilmu yang tidak positif, dengan ilmu agamalah kita melakukannya.

Intinya di dunia ini diperlukan dua ilmu yang dikaji dengan prinsip untuk saling melengkapi yaitu ilmu intelektual yang dikaji berdasarkan aturan dalam ilmu agama tentang bagaimana kita mengkajinya dan menjalankan ketentuanya.

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar