Pemasukan seimbang |
Ilmu? Haruskah aku memilikimu? Ya
benar, dengankulah Tuhan menghargai perjuanganmu sebagai hamba. Lalu haruskah
kita menerima semua ilmu tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Tidak, tentu saja
kita harus memilah-milah semua ilmu yang kita dapatkan. Karena ketahuilah
sebenarnya apa yang kita dapatkan di dunia ini untuk melakukan sesuatu semuanya
bisa dikatakan ilmu. Jadi ilmu bukan hanya tentang apa yang kita dapatkan di
sekolah ataupun di lembaga non formal lainnya. Karena itulah kita benar-benar
harus selektif dalam memilihnya, lalu dengan apa kita harus memilah ilmu yang
begitu banyaknya? Tentu saja juga dengan ilmu, ilmu agama tepatnya. Karena itulah,
bila ditanyakan tentang ilmu apa yang harus kita kaji terlebih dahulu, dia adalah
ilmu agama. Karena ilmu agama yang dapat mengantarkan kita kepada hal-hal yang
mulia dan yang dapat membuat kita mengerti ilmu apa yang harus kita pelajari
kedepannya untuk kemashlahatan.
Janji Allah bila kita mengkaji
ilmu agama, Allahpun akan menjaga dan berada di dekat orang-orang yang mengkaji
dan menjaga ilmunya itu. Maka janganlah enggan untuk mengkajinya lebih dalam
dan yang paling utama adalah bagaimana untuk mengamalkanya, karena dengan
itulah ilmu yang kita pelajari menjadi berkah dan anugrah untuk kita dari
Allah.
Lalu, ingatlah bahwa bukan hanya
ilmu positif yang ada di dunia ini tapi ilmu ke arah negatifpun sangat banyak. Ironisnya
kebanyakan manusia cenderung mudah mendengarkan bagaimana ilmu negatif itu
dikumandangkan. Karena itulah kita harus dapat membentengi diri supaya tidak
tersentuh oleh ilmu-ilmu yang tidak benar itu. Sungguh dengan ilmu agamalah
kita dapat melakukannya. Dimana kita dapat mendapatkan semua ilmu itu, tentunya
banyak tempat untuk memperolehnya. Bahkan Al-Qur`an merupakan kitab suci yang
didalamnya terdapat semua ilmu sebagai sirathal
mustaqim, karena sesungguhnya Al-Qur`an merupakan ummul kitab atau ibu dari
semua kitab yang dapat kita artikan ibu dari semua ilmu. Selain itu juga karena
ayat demi ayat Al-Qur`an turun untuk menjawab peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada masa Rasul yang Rasulullah sendiri tidak tahu jawaban dari peristiwa itu. Intinya
ayat-ayatnya turun berangsur-angsur menjawab problematika pada masa Rasulullah.
Bagaimana tentang ayat Al-Qur’an
yang susah dicerna maknanya oleh akal pikiran kita. Rasulullahlah yang menjelaskanya
dengan sabda-sabda beliau yaitu Al-Hadis. Seperti apa yang disabdakan
Rasulullah sebelum beliau wafat bahwa beliau telah meninggalkan dua pusaka
kepada umatnya yang apabila umatnya
berpegang kepada keduanya maka tidak akan tersesat, yaitu Al-Qur’an dan
Al-Hadis.
Sungguh tidak ada manusia yang
ingin tersesat di dunia ini. Apa yang mereka lakukan di dunia ini entah itu
baik atau buruk pada dasarnya tidak ingin mereka arahkan kepada kesesatan tapi
untuk kenyamanan dalam kehidupan mereka. Hanya saja mereka belum mampu memahami
bahwa apa yang mereka lakukan tidak semua benar sesuai syari’at yang telah
ditetapkan dan merekapun belum matang dalam memahami bahwa yang akan mereka
dapat kelak pasti sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Jadi untuk menunjukkan
arah mereka kepada jalan yang benar tentulah diperlukan ilmu, ilmu positif tentunya.
Sedangakan untuk membentengi kita dari ilmu yang tidak positif, dengan ilmu
agamalah kita melakukannya.
Intinya di dunia ini diperlukan
dua ilmu yang dikaji dengan prinsip untuk saling melengkapi yaitu ilmu
intelektual yang dikaji berdasarkan aturan dalam ilmu agama tentang bagaimana
kita mengkajinya dan menjalankan ketentuanya.
0 komentar:
Posting Komentar